Nabire, republikterkini – Dalam beberapa bulan ini terjadi hal yang tidak lazim di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire, Provinsi Papua Tengah. Tercatat sudah dua kali, tahanan atau Narapidana (Napi) melarikan diri dari rumah tahanan negara ini, dan ironisnya ada beberapa Napi yang kabur itu teraviliasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Dugaan keterlibatan KKB yang dikendalikan dari dalam dan luar Lembaga ini semakin menguat. Hal ini mencuat setelah insiden kaburnya 19 narapidana, diantaranya ada tahanan kasus pembunuhan oleh KKB dari Lapas Kelas IIB Nabire beberapa hari lalu.
Dalam proses penyisiran pasca kejadian, aparat menemukan sejumlah barang bukti mencurigakan berupa handphone, Senjata Tajam (Sajam) serta atribut bintang kejora atau simbol yang kerap dikaitkan dengan gerakan separatis di Papua.
Temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa sejumlah Napi atau tahanan menjalin komunikasi aktif dengan jaringan KKB di luar, dan kemungkinan besar turut mengatur aksi-aksi mereka dari dalam Lapas.
“Dari bukti-bukti awal, ada indikasi kuat bahwa aktivitas KKB sebagian dikendalikan dari dalam Lapas melalui alat komunikasi ilegal,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.
Hingga saat ini, dari 19 Napi ditambah sebelumnya ada tiga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang kabur masih belum berhasil diamankan kembali, namun aparat masih terus memburu. Pihak kepolisian dan TNI juga memperketat pengawasan di Lapas serta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengamanan di sana.
Insiden ini menambah keprihatinan atas potensi radikalisasi dan peran Lapas sebagai titik kendali aksi-aksi bersenjata di wilayah Nabire, sehingga pemerintah diminta segera mengambil langkah tegas dan terukur untuk mengatasi persoalan ini secara sistemik.(Red)